header niko 728 x 90
Brokerpreneur Online 728x90

Yakin, Indonesia Bisa 'Hidup' Tanpa Google?


Panasnya isu pajak yang tengah melanda Google dengan pemerintah Indonesia memunculkan pertanyaan retorik dari sejumlah orang, apakah Indonesia bisa terbebas dari Google?

Disebut retorik karena sebagian dari Anda pun sudah tahu jawabannya, "Ya, bakal susah!". Meski demikian, sebagian lagi tetap saja melontarkan pertanyaan menggelitik tersebut untuk benar-benar diketahui jawabannya.

Nah, ketika pertanyaan serupa ditanyakan kepada pengamat telematika Heru Sutadi. Ia menjawab, "memang agak telat karena kita fokus pada kuantitas dengan gerakan 1.000 startup digital".

Padahal, lanjutnya, ada 4-5 aplikasi atau konten yang perlu dihadirkan. Semisal mesin pencari, pesan instan, media atau jejaring sosial serta layanan berbagi video.

"Kalau serius satu tahunan kita bisa dapat pengganti Google," tegas mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu saat berbincang dengan detikINET, Senin (19/9/2016).

"Jadi memungkinkan saja hidup tanpa Google? Asal serius, dalam arti dipersiapkan aplikasi alternatif dan kemauan dari user?" tanya detikINET lagi.

Heru lantas menjawab, jika terkait sistem operasi — mengacu OS mobile Android yang juga merupakan milik Google -- dan peta digital Google Maps ataupun Waze mungkin butuh waktu lebih lama.

Tetapi jika semua pemangku kepentingan di industri digital Indonesia bersatu dan memiliki tekat kuat bukan tak mungkin untuk mengikuti jejak China yang bisa 'terbebas' dari Google.

"Butuh komitmen dari semua. Mulai dari user, developer, pemerintah bahkan operator. Harus optimis," pungkasnya.

Sedikit menyinggung soal hubungan China dan Google. Di Negeri Tirai Bambu itu, Google memang tak meraksasa seperti di negara lain. Pemerintah China menerapkan filter yang sangat ketat bak tembok besar terkait kehadiran layanan populer asing — tak cuma Google.

Jadi ketika ada pengguna internet di China yang ingin mengakses Google cs, mereka tak bisa melalui jalur normal, tetapi harus menyusup lewat 'jalan tikus' untuk mengakali sensor.

Sebaliknya, pemerintah China menyiapkan baik-baik layanan digital lokal alternatif untuk dikonsumsi oleh penduduknya. Sebut saja nama Baidu sebagai pengganti mesin pencari Google, Weibo pengganti Twitter, Youku untuk menggantikan YouTube, Renren lawannya Facebook, dan masih banyak lagi.

Nah, bagaimana dengan Indonesia jika kembali ke pertanyaan retorik di awal, yakin bisa hidup tanpa Google?


sumber inet,detik.com
Share on Google Plus

About ehan68

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar