Foodpanda akhirnya harus mengibarkan bendera putih dari persaingan aplikasi pemesanan makanan online di Indonesia setelah Go-Food dari Go-Jek kian merajalela.
Penutupan bisnis Foodpanda di Indonesia resmi diumumkan langsung oleh Co-Founder sekaligus CEO foodpanda group Ralf Wenzel dalam emailnya kepada detikINET, Selasa (4/10/2016).
Menurut Wenzel, bisnis Foodpanda di Indonesia tidak sesuai harapan. Karenanya, setelah melakukan penutupan bisnis, pihaknya akan melakukan evaluasi dan berfokus pada negara-negara di Asia Tenggara lainnya yang dinilai memiliki pasar besar dan penting bagi pihaknya, seperti Singapura, Hong Kong, Malaysia, Taiwan, dan Thailand.
"Indonesia tidak menghasilkan momentum yang sama dan menunjukkan peluang yang kecil untuk proposisi adaptasi kami. Kami akan terus melanjutkan investasi bisnis kami di Asia dan sangat senang dengan hasil yang lalu," ujar Wenzel.
Startup didikan Rocket Internet asal Jerman ini sendiri pertama kali menyambangi Indonesia pada tahun 2012 lalu. Sejak saat itu Foodpanda telah bermitra dengan ribuan restoran di seluruh Indonesia dan menawarkan kemudahan bagi masyarakat dalam memesan makanan secara online.
Hanya saja, jalan yang dilalui oleh Foodpanda di Indonesia tak semulus yang direncanakan. Seperti yang pernah diberitakan Tech Crunch Agustus 2016 lalu, Foodpanda harus takluk oleh startup lokal yang menawarkan layanan serupa, yakni Go-Food dari Go-Jek.
Dengan armada yang jauh lebih banyak, tentu Go-Food lebih unggul dari Foodpanda. Belum lagi persaingan sengit juga ditunjukkan dari Grab yang menawarkan Grabfood.
Dengan berakhirnya bisnis Foodpanda di Indoenesia, seperti yang disebut dal keterangan, Foodpanda akan menutup layanan baik itu secara mobile maupun desktop. Perusahaan juga akan memutus perjanjian dengan semua mitranya
0 komentar:
Posting Komentar