header niko 728 x 90
Brokerpreneur Online 728x90

42% Warga Singapura Ingin Pindah, Terutama ke Indonesia. Ini Sebabnya


Singapura dikenal sebagai negara kota yang paling eksotis di Asia. Properti di negara yang hanya sepelemparan batu dari Batam ini laku keras.
Namun, sebuah studi online si negara itu cukup mengejutkan.
Sebanyak 42 persen dari warganya ternyata tidak betah tinggal di negara tersebut dan ingin bermigrasi ke luar negeri jika diberikan kesempatan.
Studi online itu dilakukan oleh perusahaan riset Ipsos Global dan penyedia solusi data SSI pada Desember 2015 lalu.
Hasil studi itu dirilis, Kamis (29/9/2016) oleh The Straits Times,Singapura.
Ada 1.050 warga Singapura yang disurvei dari seluruh demografi di negara pulau itu. Survei dilakukan secara acak kepada semua jenis kelamin, etnis, kelompok usia, pekerjaan dan pendapatan rumah tangga.
Di antara mereka, 555 perempuan dan 495 laki-laki. Survei itu dilakukan pada 923 warga Singapura, dan sisanya ekspatriat yang menetap di Singapura
.Dari survei tersebut, Ipsos menyebutkan, warga yang paling ingin bermigrasi 36,6 persen. Sebaliknya warga yang tidak mau meninggalkan negara itu 21,2 persen.
Kepala Unit Marketing Ipsos, Melanie Ng mengatakan: "DiSingapura, keluhan yang paling tinggi adalah kehidupan yang mahal. Dorongan untuk bermigrasi adalah untuk alasan gaya hidup yang berbeda, serta peluang karir yang layak. "
"Singapura memang kota yang fantastis untuk tinggal. Namun, kebebasan, menurut responden, lebih penting daripada kenyamanan dan keselamatan negara yang menjadi andalan negara ini."
Menariknya, sebagian warga Singapura itu ingin menetap di Indonesia. Rakyat Singapura melihat Indonesia semakin baik dalam segala hal.
Kesimpulan yang diolah Ipsos tentang Indonesia menurut survei adalah: Peringkat keselamatan (80 persen), standar pendidikan (74 persen) dan ekonomi (68 persen) yang dinilai sebagai baik atau sangat baik.
Nilai-nilai lain yang dianggap Indonesia lebih penting adalah kejujuran dan transparansi pemerintah (72 persen), keadilan sosial (59 persen).
Hal-hal yang dianggap rendah dari Indonesia adalah progresif --kehidupan (25 persen), perhatian terhadap mereka yang kurang beruntung (25 persen), kemudahan memulai bisnis baru (23 persen) dan kebebasan berbicara (35 persen).


sumber tribun news

Share on Google Plus

About ehan68

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar